Selasa, 15 November 2011

Mendiknas menjadi mendikbud

JAKARTA - Nama menteri pendidikan nasional (mendiknas) berubah nama, kembali menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud). Perubahan nama ini buntut dari reshuffle kabinet, di mana unsur kebudayaan akan masuk dalam kurikulum pendidikan.

"Sekarang Kemendiknas berubah nama menjadi Kemendikbud. Dan inilah kedua wakil menteri yang menempati bidang pendidikan dan kebudayaan," ujar M Nuh di Gedund DSS, Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2011).

Hari ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengenalkan kedua wakil menteri baru tersebut di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Wamendikbud bidang pendidikan, Musliar Kasim hadir dengan menggunakan kemeja putih dengan dasi merah, senada dengan M Nuh.

Sedangkan, Wamendikbud bidang budaya, Wiendu Nuryati nampak anggun dengan berpakaian kebaya lengkap dengan konde, layaknya wanita Jawa tradisional. Dengan ramah, keduanya bersalaman dengan para pewarta berita yang hadir dan mengucapkan selamat atas jabatan baru yang diemban.

konflik papua

Yogyakarta (ANTARA News) - Penanaman rasa saling percaya merupakan solusi untuk mengatasi konflik di Papua, kata mediator penyelesaian konflik Papua, Farid W Husein.

"Saling percaya merupakan hal penting untuk membentuk rasa senasib dan menciptakan kebersamaan. Dengan rasa saling percaya, konflik dapat dihindari," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia pada diskusi "Konflik Papua dan Good Governance", penyelesaian konflik di Papua juga bisa dilakukan dengan mencari bibit atau akar masalah yang terjadi.

"Problematika yang terjadi di Papua meliputi dua hal, yakni aspek antropologis dan budaya. Masyarakat Papua adalah masyarakat yang terbagi dalam 250 suku yang otonom dan tidak tunduk satu sama lain," katanya.

Ia mengatakan dalam menangani konflik Papua harus menyentuh empat permasalahan besar, yakni marjinalisasi dan diskriminasi, kegagalan pembangunan, sejarah dan status politik, serta kekerasan negara dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Konflik rawan terjadi jika ada persoalan sosial, ekonomi, dan politik. Isu yang terjadi saat ini adalah isu upah di Freeport, kongres rakyat di Papua, dan pembunuhan Kapolsek," katanya.

Sementara itu, mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dari Papua, Yosin Kogoya mengatakan kesejahteraan belum dirasakan masyarakat Papua.

"Ketidakmerataan terdapat pada hampir semua aspek, mulai pendidikan, ekonomi, keadilan hingga kesehatan. Sarana dan prasarana ada, tetapi tenaganya tidak ada," katanya.

Menurut dia, obat-obatan juga seadanya, sehingga banyak yang kurang baik kualitasnya. Bahkan, obat kedaluwarsa masih beredar di pasaran.

Ia mengatakan sampai saat ini mediasi antara pemerintah dengan rakyat Papua masih sangat diharapkan. Pemerintah, dalam hal ini presiden, diharapkan bisa mendengarkan aspirasi masyarakat Papua secara langsung.

"Upaya itu perlu dilakukan, karena sebuah daerah tidak akan bisa maju jika di dalamnya terjadi konflik, termasuk di Papua," kata Yosin.



okezone.com

Kamis, 10 November 2011

cinta kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, pernatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya: bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mangasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedang dengan tanggungjawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik Unsur yang ketiga adalah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta dikemukanaknjuga oleh Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memilikki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia hams ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilanformal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-Iainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin mcmbelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mcngungkapkan rasa sayang, dan seterusnya .